London (ANTARA News) - Pemimpin Libya Muamar Kadhafi membangun kerajaan bisnis yang menjadi sumber perselisihan di antara anak-anaknya, demikian catatan diplomatik yang dipublikasikan dalam surat kabar Financial Times pada Rabu. Dalam kawat diplomatik yang didapat dari situs internet WikiLeaks yang berjudul "Perusahaan Kadhafi" pejabat kedutaan besar Amerika Serikat menggambarkan pemimpin tersebut dan keluarganya memiliki "akses langsung untuk kesepakatan bisnis yang menguntungkan."

Dalam dokumen Mei 2006 tersebut, diplomat AS menulis bahwa keluarga Kadhafi memiliki "kepentingan besar dalam sektor minyak dan gas, telekomunikasi, pembangunan infrastruktur, hotel, serta distribusi media dan barang."

Anak-anaknya juga mendapatkan "pendapatan besar" dari perusahaan minyak nasional dan anak perusahaannya yang membuat mereka mendapat posisi kuat dalam sektor minyak yang menghasilkan ekspor senilai puluhan miliar dolar setiap tahun, kata pejabat tersebut.

Kawat diplomatik itu menjelaskan bahwa anak kedua Kadhafi,  Saif al-Islam dan istrinya mempunyai akses ke industri minyak lewat anak perusahaan minyak miliknya "One-Nine Group."

Putri Kadhafi Aisha Muamar punya hubungan dekat dengan sektor energi dan konstruksi sementara putra tertuanya Mohammed punya "pendapatan utama dari layanan telekomunikasi atau internet," demikian diyakini oleh sang diplomat.

I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.

Putra ketiga Saadi dikuasai oleh "tim sepak bolanya, Komite Olimpiade dan karir militernya" namun juga terlibat dalam berbagai cara keluarganya untuk mengambil alih warabala Coca-Cola yang digambarkan dalam catatan itu sebagai "kisah yang sangat berliku".

Pada 2009, Muamar Kadhafi setuju untuk melakukan investasi senilai 21,9 juta dolar untuk satu hotel dan kompleks pabrik air mineral di kota Italia yang pernah terkena gempa bumi L`Aquila.

Kawat diplomatik lain dengan keterangan waktu Maret 2009 menjelaskan contoh lebih rinci mengenai "perang yang saling menghancurkan" antara saudara-saudara Kadhafi.

"Banyak dari ketegangan (keluarga) tampaknya berasal dari kebencian kepada Saif al-Islam yang dinilai sombong seperti anggapan masyarakat atas rezim tersebut," demikian dijelaskan kabel diplomatik tersebut.

"Jumlah pengikut Saif al-Islam yang ditangkap sejak musim panas lalu... menunjukkan bahwa tingkat ketegangan saat ini di antara anak-anak Kadhafi sudah akut," demikian kesimpulan kawat diplomatik tersebut.
(KR-DLN/H-AK)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com