Saturday, July 4, 2009

Perilaku bermasalah dalam konseling terapi behaviour

Perilaku bermasalah dalam konseling terapi behaviour
Perilaku bermasalah dalam pandangan behaviorisme dapat dimaknai sebagai perilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau perilaku yang tidak tepat, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku yang salah penyesuaian terbentuk melalui proses interaksi dengan lingkungannya. Artinya bahwa perilaku individu itu meskipun secara sosial adalah tidak tepat, dalam beberapa saat memperoleh ganjaran dari pihak tertentu. Dari cara demikian akhirnya perilaku yang tidak diharapkan secara sosial atau perilaku yang tidak tepat itu menguat pada individu. Misalnya tentang perilaku destruktif di kelas. Dalam beberapa hal memperoleh hukuman dari guru, namun dari lain pihak juga memperoleh pujian atau dukungan dari sebagaian teman-temannya dan dan merasa puas dengan dukungan itu. Oleh karena itu, perilaku destruktif dipertahankan oleh anak.

Konsep Teori kepribadian dalam konseling terapi behaviour

Konsep Teori kepribadian dalam konseling terapi behaviour
Dalam pandangan behvioral, kepribadian manusia itu pada hakikatnya adalah perilaku. Perilaku dibentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalamannya berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Tidak ada manusia yang sama, karena kenyataannya manusia memiliki pengalaman yang berbeda dalam kehidupannya. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diterimanya.
Pandangan dualisme sebagai yang berkembang: jiwa raga, mental fisik, sikap perilaku, dan bagi behavioral adalah tidak valid, tidak dapat dikenali dan dikendalikan di laboratorium. Untuk itu memahami kepribadian individu tidak lain adalah perilakunya yang tampak.

Modifikasi tingkah laku kognitif

Modifikasi tingkah laku kognitif
Sebagian besar tingkah laku abnormal diasumsikan, diperoleh dan dipelihara dengan cara yang sama seperti tingkah laku normal ; itu dapat di tangani melalui penggunaan prosedur behavioral. Penilaian behavioral berfokus pada penentu tingkah laku sekarang dan hanya memberikan sedikit perhatian sejarah masa lampau dan sumber-sumber gangguan-gangguan. Cara terbaik untuk memahami dan menggambarkan adalah melalui apa yang dapat di perbuat dalam situasi tertentu.

Konsep-Konsep Dasar Konseling Behaviour

Konsep-Konsep Dasar Konseling Behaviour.
Konsep-konsep dasar dalam terapi behaviour, yaitu :
1) Teori belajar sosial.
Dalam hal ini, pengaruh peristiwa-peristiwa lingkungan pada tingkah laku sebagian besar ditentukan oleh proses-proses kognitif, yang mengatur pengaruh-pengaruh lingkunga apa yang di perhatikan, bagaimana pengaruh-pengaruh itu dirasakan, dan bagaimana individu menginterpretasikan hal-hal itu.Teori belajar sosial berdasarkan atas model sebab-akibat yang saling memepengaruhi dalam tingkah laku manusia. Fungsi psikologis menurut pandangan ini, melihat interaksi timbal balik antara tiga pengaruh yaitu : tingkah laku, proses kognitif, dan faktor-faktor lingkungan. Dalam teori sosial, pribadi adalah perubahan perilaku; teori menekankan kemampuan manusia untuk perubahan tingkah laku yang terarahkan diri sendiri.

menurut Skinner

Sedangkan menurut Skinner bahwa perilaku yang dimiliki manusia adalah sebagai hasil dari pengondisian lingkungan dimana manusia itu berada.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku manusia itu dibentuk dan di kondisikan oleh pengondisian sosial-budaya.
Manusia adalah pribadi yang mekanistik dengan model perilakunya yang deterministik, karena pada manusia ada kebebasan dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari lingkungan dan bukan semata-mata sebagai subyek yang pasif.
Pengubahan perilaku bertujuan agar bisa mengubah kehidupanya yang lebih lanjut diharapkan memperlihatkan perannya sebagai pribadi yang bertanggung jawab atas perilakunya.

Landasan Konseling Behaviour

2. Landasan Konseling Behaviour.
a. Pandangan terhadap konsep manusia
Dustin dan George, mengemukakan pandangan behaviouristik terhadap konsep manusia, yakni :
1) Manusia dipandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan individu yang baik atau yang jahat, tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam keadaan sedang mengalami, yang memiliki kemampuan untuk menjadi pada semua jenis perilaku.
2) Manusia mampu mengonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri.
3) Manusia mampu memperoleh peilaku yang baru.
4) Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan perilakunya yang bisa dipengaruhi orang lain.