Tuesday, March 30, 2010

Minapolitan dan "Minapolitik"

The best course of action to take sometimes isn't clear until you've listed and considered your alternatives. The following paragraphs should help clue you in to what the experts think is significant.
Jakarta (ANTARA News) - Gebrakan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) cukup mengejutkan. Produksi perikanan sebesar 8 juta ton pada 2009 akan dipacu 353 persen pada 2014 melalui strategi minapolitan. Minapolitan adalah strategi pembangunan perikanan berbasis kawasan, yakni Ibarat sebuah mobil, menteri KP saat ini sedang menancap gas. Model tancap gas seperti ini perlu diapresiasi sebagai kesungguhan untuk membangun sektor KP.

Optimisme ini perlu dijaga karena sektor KP ini masih terus dianggap kecil dan kurang strategis. Secara politik juga kurang diperhitungkan. Strategi ini memang mirip dengan strategi para menteri sebelumnya.

Pada era Habibie, ada Gerakan Protekan. Pada era Megawati ada Gerbang Mina Bahari. Dan, era periode pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ada Revitalisasi Perikanan.

Apakah Minapolitan akan bernasib sama dengan gerakan-gerakan sebelumnya yang belum sesuai harapan? Lalu, apa yang perlu dicermati dari strategi minapolitan tersebut?

Dalam mencermati fenomena ini, penting untuk memahami peta aliran pemikiran yang kini mempengaruhi gerakan perikanan. Peta aliran tersebut sudah dikenal dalam kajian ekologi-politik dan secara riil memang ada kelompok pengikutnya. Masing-masing aliran akan merespons minapolitan secara berbeda.

Pertama, aliran dengan pendekatan konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity conservation) yang tentu akan mempertanyakan apakah gerakan minapolitan akan merusak sumberdaya atau tidak.

Bila menteri KP menekankan budidaya sebagai andalan dalam minapolitan, kalangan dalam pendekatan ini akan mewaspadai terjadinya kerusakan sumberdaya mengingat sumber pakan selama ini berasal dari ikan.

Dengan mendongkrak produksi budidaya berarti kebutuhan pakan akan meningkat, akibatnya kegiatan penangkapan ikan akan meningkat pula. Padahal upaya pemerintah menekankan budidaya tidak lain karena kondisi sumberdaya ikan sudah semakin menurun dan kegiatan perikanan tangkap sudah sulit diandalkan lagi.

Apa artinya ada pengendalian penangkapan bila ternyata pada akhirnya penangkapan akan marak lagi untuk memenuhi kebutuhan pakan. Karena itu kalangan ini sangat anti terhadap budidaya ikan kerapu yang pakannya bersumber dari alam.

Selain itu kalangan ini akan kritis terhadap pengembangan tambak yang mengkonversi mangrove. Hal ini karena mangrove dianggap sebagai tempat penting baik untuk pemijahan ikan, tempat hidupnya beberapa spesies penting, dan secara ekologis penting dalam melindungi daratan dari gelombang pasang, tsunami, ataupun intrusi air laut.

Karena itulah gagasan kelompok ini adalah pentingnya sertifikasi atau eko-labeling usaha budidaya untuk meyakinkan pasar bahwa usaha tersebut tidak merusak lingkungan, seperti munculnya best aquacultur practice (BAP) dan sejumlah bentuk sertifikasi lainnya.

Kedua,aliran dengan pendekatan eko-populisme (eco-populism) yang akan mempertanyakan apakah gerakan minapolitan akan membawa keadilan dan kesejahteraan masyarakat atau tidak.

Bila budidaya yang akan digenjot, maka isu yang muncul adalah siapa yang akan dijadikan aktor terpenting: apakah pengusaha besar atau rakyat? Pengalaman berkembangnya usaha tambak skala besar yang merusak lingkungan serta menempatkan rakyat hanya menjadi buruh industri tambak tentu masih menjadi ingatan penting.

Seperti kalangan konservasi, maka kalangan ini juga akan kritis terhadap berkembangnya tambak skala besar namun dengan argumentasi yang berbeda.

Selain itu, tumbuhnya usaha budidaya secara masif akan dilihat sebagai upaya yang hanya menguntungkan industri pakan yang kebanyakan masih berafiliasi pada perusahaan multinasional. Kondisi ini akan makin menciptakan ketergantungan pada perusahaan-perusahaan besar, yang pada akhirnya merekalah yang akan mengendalikan harga pakan.

The best time to learn about tech is before you're in the thick of things. Wise readers will keep reading to earn some valuable tech experience while it's still free.

Dengan kondisi seperti ini, maka pembudidaya ikan skala kecil akan terus dikendalikan oleh pasar. Karena itulah, ide kelompok ini adalah bagaimana membangun kedaulatan para pembudidaya ikan yang berarti mampu menentukan usahanya sendiri tanpa harus terlalu tergantung pada industri pakan atau pengusaha inti. Diyakini bahwa kedaulatan ini akan membawa kepada kesejahteraan.

Ketiga, aliran dengan pendekatan pembangunan berwawasan lingkungan (eco-developmentalism). Ini merupakan tipe pendekatan jalan tengah. Pendekatan modernisasi ekologi ini merupakan turunan dari pendekatan Malthusian yang menganggap persoalan ekologis adalahfaktor ledakan penduduk.

Ide pokonyapertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan bisa disinergikan, dan penemuan teknologi ramah lingkungan atau instrumen-instrumen yang dianggap "menjamin" kelestarian lingkungan menjadi strateginya.

Dalam konteks minapolitan, maka tumbuhnya pertambakan skala besar dianggap sebagai suatu yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi karena dapat membuka lapangan informasi lowongan kerja terbaru berita terbaru serta mendorong ekspor nasional.

Namun kelompok ini mencatat pentingnya instrumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk menjamin bahwa usaha budidaya tersebut tidak berdampak serius terhadap lingkungan. Gagasan kelompok ini adalah pembangunan berkelanjutan (sustainable deveopment).

Melihat adanya ragam aliran pembangunan perikanan itu, minapolitan bukan persoalan teknis (management) bagaimana menggenjot produksi dan pasar, tetapi ternyata merupakan persoalan tata-kelola (governance).

Artinya, secara obyektif ada ragam aliran pemikiran atau pendekatan dan kepentingan para pihak yang mesti diakui dan didialogkan. Belum lagi bila kita memasukkan variabel pemerintah daerah, akademisi, LSM, dan anggota DPR atau politisi yang tersebar ke dalam ragam aliran yang berbeda itu.

Setiap kelompok akan berusaha mempengaruhi kebijakan agar alirannya lah yang diterima. Banyak LSM yang sengaja memasang para pelobi di pemerintahan demi memperjuangkan kepentingannya.

Dari berbagai aliran pemikiran tersebut,pemerintah umumnya cenderung pada aliran ketiga, namun mestinya tetap mengakui adanya ruang politik bagi keberadaan aliran pertama dan kedua sebagai rem.

Mengabaikan dua aliran tersebut sama saja dengan terus tancap gas tanpa rem, dan akibatnya sudah dapat diduga apa yang akan terjadi. Karena itu minapolitan harus dilihat pula secara politik (baca:mina-politik).

Dengan demikian, sudah saatnya pemerintah membuka ruang dialog yang lebih luas kepada publik sehingga produk kebijakan yang pada akhirnya diambil merupakan resultante dari berbagai kepentingan dan ragam pemikiran.

Namun demikian, hal penting lainnya "mina-politik" tentang minapolitan tidak saja berdimensi internal, tetapi juga eksternal. Artinya persoalan minapolitan juga sangat ditentukan oleh sejauh mana dukungan sektor-sektor lain serta sistem penganggaran di DPR.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) cukup menentukan dalam penyediaan infrastruktur. Kementrian Keuangan juga penting dalam regulasi perpajakan. Saat ini Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan diberlakukan untuk produk ikan. Jelas, bahwa nelayan dan pembudidaya ikan akan sangat terpukul.

Dengan demikian, minapolitan akan terancam bila kebijakan perpajakan ini tidak diubah. Begitu pula penganggaran di DPR juga krusial. Dengan penganggaran yang dikaitkan dengan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) jelas akan menjerat sektor KP ke dalam dilema baru: menggenjot pungutan yang tentu kontraproduktif dengan investasi, atau anggaran yang diturunkan karena tak sanggup memenuhi target PNBP yang ditetapkan DPR.

Nah, dis inilah Menteri KP mendapat tantangan yang tidak kecil. Belum lagi relasi dengan pemerintah daerah yang merupakan ujung tombak pembangunan. Karena itulah, Menteri perlu belajar dari pengalaman masa lalu dan mengemas strategi barunya dengan mempertimbangkan sejumlah variabel politik dan ragam aliran pemikiran gerakan perikanan selama ini. (***)


Penulis, Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB

Take time to consider the points presented above. What you learn may help you overcome your hesitation to take action.

Memburu Ular Maut Segede Tiang Listrik

Current info about tech is not always the easiest thing to locate. Fortunately, this report includes the latest tech info available.
Medan (ANTARA News) - Sudah hampir dua minggu sejak memangsa M. Zakaria (13), murid SMP PGRI Deli Serdang, ular piton raksasa itu belum juga ditemukan. Selama itu pula, piton yang menurut warga pinggir Sungai Tembung ukurannya segede tiang listrik itu, hilang entah ke mana, kendati belasan pawang dikerahkan untuk memburunya. Diperlukan informasi lowongan kerja terbaru keras, keuletan dan kesabaran, untuk memburu binatang melata ganas yang sekarang begitu diperhatikan warga Deli Serdang itu. Warga daerah ini bersumpah, ular itu harus ditemukan.

Ular besar yang mendadak raib begitu gagal memangsa Zakaria itu tidak hanya membuat warga sekitar Daerag Aliran Sungai (DAS) Tembung cemas dan takut, tetapi juga menyedot perhatian warga Sumatera Utara, bahkan Indonesia.

Pawang-pawang ular dari berbagai daerah di tanah air pun didatangkan untuk memburu dan melacak sang ular maut.

Warga daerah situ belum merasa aman hidupnya sepanjang ular besar yang raib bersembunyi itu tidak diketahui keberadaannya. Sebelum belasan pawang ular itu menemukan sang ular, ratusan jiwa orang warga pinggir Sungai Tembung tak akan pernah merasa hidup tenteram.

"Saya heran sampai saat ini, ular ganas itu belum juga didapat, tiak tahu apa alasannya. Saya takut akan jatuh lagi korban lainnya," kata Zulkifli (52), paman korban Zakaria di Tembung, Selasa.

Zulkifli menyatakan, tidak ada alasan untuk tidak menemukan piton sepanjang tujuh meter itu, karena kalau tidak, ratusan warga bisa mengalami nasib serupa dengan Zakaria, atau lebih buruk lagi, ditelan hidup-hidup si ular bengis itu.

Zulkifli sampai meminta Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Camat Percut Sei Tuan dan Kapolsekta Percut Sei Tuan turun menangani urusan ini.

"Pemerintah di daerah setempat jangan sampai membiarkan masyarakat yang tinggal di pinggiran DAS Tembung terus trauma dan takut keluar rumah," kata Zulkifli.

Jumat dua pekan lalu (19/3), sehari setelah Zakaria tewas diremukkan ular segede tiang listrik itu, pawang berhasil menangkap seekor ular di Sungai Tembung. Tetapi, ular ini ternyata bukan pemangsa Zakaria, melainkan ular lain yang biasa berkeliaraan di Sungai Tembung.

"Ciri-ciri ular pemangsa Zakaria itu berkulit agak hitam dan berukuran besar serta sebagian tubuhnya ada bekas luka tombak," terang Zulkifli.

Ular yang kena jerat itu memang lain dari si pemangsa Zakaria karena tubuhnya lebih mulus, warna kulit lebih putih dan tidak terlalu besar.

Sebelumnya, Kamis petang (18/3), warga sekitar Sungai Tembung digegerkan oleh seekor piton raksasa, telah memangsa pelajar SMP yang sedang mandi di sungai itu bersama tiga temannya, sepulang dari sekolah.

Piton yang diduga sedang sangat lapar itu dengan ganasnya melilit Zakaria yang sekuat tenaga pula berenang menjauhi dan keluar dari sungai. Piton itu membanting-bantingkan Zakaria di dalam sungai, hingga akhirnya pelajar SMP itu mati lemas.

Tiga kawan korban berhasil keluar dari sungai dan bergegas meminta bantuan warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi pemangsaan. Lalu, menggunakan bambu runcing, warga menombak kepala dan badan ular sampai lilitannya ke tubuh Zakaria melonggar.

Usaha warga tidak sia-sia. Si piton segera melepaskan korban yang sudah remuk dan tidak bernyawa lagi itu. Mulut piton ini sebenarnya sudah hendak menelan Zakaria.

Ular itu menyelam untuk kemudian menghilang menuju terowongan persembunyiannya dan sampai saat ini tidak pernah keluar, demikian Zulkifli.

Trauma

Teman korban yang juga saksi pembunuhan brutal manusia oleh hewan itu, Khairil Asri (10), mengaku masih trauma. Dia masih lekat mengingat bagaimana temannya dipatok, dibelit dan nyaris ditelan piton besar itu.

"Sampai saat ini saya masih terus terbayang dengan peristiwa ular besar yang memangsa Zakaria. Pengalaman menyedihkan itu sulit dilupakan," ujar pelajar SD kelas IV yang juga warga Desa Tembung itu.

Now that we've covered those aspects of tech, let's turn to some of the other factors that need to be considered.

Khairil mengaku, dia tidak bisa tidur, bahkan tidak berani keluar rumah dan pergi bersekolah, kalau mengingat peristiwa itu.

"Pikiran saya juga tidak bisa tenang ketika membayangkan Zakaria yang nyaris ditelan ular besar itu," Khairil.

Dia menaku menyaksikan langsung Zakaria dipatuk dan dililit ular raksasa tersebut. "Saya benar-benar ngeri dan sangat takut melihat ular besar yang melilit Zakaria itu," katanya.

Dia juga menyaksikan Zakaria dibanting-bantingkan oleh sang ular ke Sungai Tembung dan dililit empat kali, sampai lemas dan meninggal dunia lowongan kerja terbaru seketika di sungai itu.

"Saat Zakaria masih digulung ular ganas tersebut. Zakaria masih sempat merintih meminta tolong. Tapi apa daya saya, saya masih kecil dan juga takut melihat ular yang menampakkan taringnya yang besar dan tajam itu," tutur Khairil.

Khairil hanya bisa menolong kawannya itu dengan cara memberitahu paman korban, Juhri Sihombing, bahwa keponakannya sedang di ujung maut.

Seterusnya, dibantu beberapa warga setempat, Juhri berusaha menyelamatkan Zakaria yang dililit erat si ular. Mereka berhasil melukai ular itu, dengan tombak dari bambu runcing. Lilitannya mengendur, dan Zakaria pun dilepaskannya.

Pawang

Seorang warga Tembung, Mualim M. Nur Alamsyah Nasution (45) meminta pawang ular yang saat ini berlomba memburu piton besar itu menangkap binatang ganas itu secepatnya.

"Bila perlu petugas Polsekta Percut Sei Tuan, staf Camat Percut Sei Tuan, staf Desa Sunggal dikerahkan mencari ular besar pemangsa itu," kata Alamsyah.

Menurutnya, piton sepanjang tujuh meter itu diduga bersembunyi di terowongan pembuangan limbah milik PT Panca Pinang yang hanya 50 meter dari Sungai Tembung.

Ular raksasa itu tidak hanya meresahkan warga di pinggiran DAS Sungai Tembung, tetapi juga membebani pikiran banyak orang.

"Bisa saja ular yang belum tertangkap itu akan semakin ganas memangsa warga yang sedang mandi atau mencuci di Sungai Tembung," kata Alamysah.

Ia mengharapkan Camat Percut Sei Tuan mendatangkan lebih banyak pawang yang lihai dari Pulau Jawa atau mencari pawang ular terkenal di Sumatera Utara.

"Jangan biarkan terlalu lama bersembunyi di dalam Sungai Tembung. Kalau boleh ular tersebut ditangkap hidup-hidup," ujarnya.

Alamsyah mengakui bahwa ular besar itu sudah lama menghuni dan berkeliaran di Sungai Tembung. Pada 1973, sewaktu duduk di bangku SD, untuk pertamakalinya Alamsyah menyaksikan ular besar itu.

15 tahun kemudian, pada 1988, Alamsyah melihat ular itu untuk kedua kalinya. Tentu saja ular itu belum sebesar seperti sekarang.

"Bisa saja ular yang dilihat saya itu adalah ular piton berukuran besar yang memangsa Zakaria. Kalau memang benar ular itu, maka usianya sudah puluhan tahun," demikian Alamsyah.

Sampai tulisan ini dibuat, ular raksasa nan maut itu belum juga diketahui rimbanya, meski pawang-pawang ramai mencarinya. (*)

M034/AR09

That's the latest from the tech authorities. Once you're familiar with these ideas, you'll be ready to move to the next level.

Thursday, March 4, 2010

Apa Kata Awam Tentang Proses Politik di DPR

When most people think of tech, what comes to mind is usually basic information that's not particularly interesting or beneficial. But there's a lot more to tech than just the basics.
Jakarta (ANTARA News) - "DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) bertingkah norak, seperti anak kecil. Pejabat paling tinggi, tapi tidak tahu malu dan mencontohkan yang tidak baik kepada masyarakat," kata Linda Astuti, karyawati perusahaan pembiayaan, kepada ANTARA News, Rabu. Pernyaatan Linda diamini sejumlah orang yang diwawancari ANTARA News Rabu siang itu. "Menurut saya, rapat kemarin ya memalukan, untuk ukuran DPR. Tapi hal itu terjadi karena ada konflik kepentingan kan antara oposisi dan koalisi," kata Aditya Narayana.

Lelaki berusia 25 tahun karyawan sebuah bank BUMN ini melanjutkan, "Tapi kan koalisi mulai tidak kompak."

Aditya dan Linda mengaku kerap mengikuti tingkah para anggota DPR dari siaran televisi. "Habis, DPR-nya kan kayak artis," sindir Linda.

Pengakuan berbeda dilontarkan Nining Setyaningsih (36), penjual nasi di sebuah Warung Tegal di Jalan Kebon Sirih. Nining mengaku sering mengikuti tayangan politik di media massa.

"Menonton sih sering. Paling menarik adalah ketika ada yang bentrok, tapi jarang sampai selesai karena bosan dan ngantuk," kata ibu beranak empat yang mengaku merantau ke Jakarta sejak 1987.

Namun, sebagaimana Linda, Nining meminta kasus itu diusut tuntas.

"Ya harus diselesaikan sampai tuntas, apa lagi uangnya banyak benar, asal jangan sampai keamanan terganggu saja," sambung Udin Samsudin (40), satpam satu kantor bank swasta di Jl. Agus Salim, Jakarta Pusat.

Orang-orang awam ini umumnya menyayangkan sikap wakil rakyat yang disebut mereka tidak mempertontonkan kebijaksanaan yang seharusnya diteladankan mereka kepada mereka, yang adalah pemilih dan rakyatnya.

Mayoritas diam yang tidak turun ke jalan itu menyampaikan "suara lain" dari yang selama ini diekspos media massa.

"Politik di berita indonesia terbaru nggak penting banget, rumit. Demikian juga demonstrasi dan sidang paripurna," kata Ani Shobari, juga karyawan pada sebuah perusahaan pembiayaan nasional.

Namun, jangan anggap mereka tidak mengenal hal-hal detil. Rakyat awam agaknya menjadi "melek" politik, hingga nomor pasal peraturan hukum lainnya. Mereka menjadi "pintar" setelah media massa, terutama televisi, secara intensif "mengajari" mereka mengenai realitas politik.

You can see that there's practical value in learning more about tech. Can you think of ways to apply what's been covered so far?

"Sebenarnya sidang tidak boleh ditutup sepihak karena sudah ada aturannya di pasal 221 peraturan tata tertib DPR, sidang paripurna adalah yang tertinggi, semua bisa diubah di sidang paripurna," kata Aditya menunjuk penghentian persidangan DPR Selasa.

Sebagian dari "orang-orang kebanyakan" ini berharap para politisi konsisten dengan pendiriannya.

"Partai-partai politik harus konsisten dengan keputusan (pandangan akhir) Pansus Angket," sambung Ahmad Zaky, juga seorang karyawan bank BUMN.

Zaky juga ingin politisi dan parpol meneladankan hal-hal baik kepada masyarakat, termasuk konsistensi sikap. "Apa lagi partai-partai yang berlandaskan agama. Harus memberikan contoh yang baik," katanya.

Suara awam di kawasan Timur berita indonesia terbaru lain lagi. Salah satunya Yosef Farianto Eu (24), Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Ngadha, Nusa Tenggara Timur.

Yosef menilai proses politik yang terjadi di Jakarta akan mengimbas ke daerah. Jakarta, katanya, menjadi "benchmark" proses politik serupa di daerah.

"Jika anggota Pansus bisa mengusut tuntas masalah Century, setidaknya dapat menjadi pelajaran dan pedoman bagi DPRD tingkat II dam I dalam menangani masalah aliran dana di daerah, mulai dari kabupaten dan kota sampai desa-desa," kata Yosef kepada ANTARA News.

Dengan demikian, sambung Yosef, lembaga-lembaga yang mengawasi keuangan di daerah bisa bekerja lebih efektif dan efisien.

Sebaliknya, Anton (43), pengojek di kawasan Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, justru tidak mempercayai DPR. "Paling tidak uangnya buat mereka," kata pria yang sejak 2005 menjadi pengojek itu.

Kebanyakan orang awam itu, ada usaha mencoba memahami dinamika politik yang terjadi di tingkat nasional.

"Walaupun masih terdapat beberapa ketimpangan dan sangat alot, inilah demokrasi dan perubahan yang jika diteruskan akan menjadi lebih baik di kemudian hari," kata Yosef.

Yosef mengakhiri kalimatnya itu dengan berkata, "Dengan demikian, rakyat tidak lagi ragu terhadap wakil rakyatnya dan kinerja pemerintahnya." informasi harga hp terbaru

Reporter: Liberty Jemadu
Editor : Jafar Sidik

Hopefully the sections above have contributed to your understanding of tech. Share your new understanding about tech with others. They'll thank you for it.

Kisah Gadis Chile Selamatkan Pulaunya dari Tsunami

The following paragraphs summarize the work of tech experts who are completely familiar with all the aspects of tech. Heed their advice to avoid any tech surprises.
Jakarta (ANTARA News) - Pukul enam pagi di sebuah pulau terpencil di Lautan Pacifik, hanya sedikit orang yang abai dengan peringatan mengenai bakal datangnya gelombang tsunami, ketika kapal-kapal ikan bermuatkan lobster bergoyang liar, lalu saling beradu dalam goncangan. Itu adalah pertanda datangnya tsunami menyusul Gempa Chile yang kemudian mengoyak Pulau Robinson Crusoe, sekaligus ikatan sosial diantara komunitas nelayan di situ.

Akibat kerusakan pada sitem peringatan dini tsunami, kampung satu-satunya di pulau itu harus bergantung pada belas kasihan gelombang yang tengah datang menghantam. Namun, Tuhan menurunkan mukzizatnya, lewat campur tangan seorang gadis kecil berumur 12 tahun yang akhirnya menyelamatkan 650 penduduk pulau itu.

Martina Maturana, puteri petugas polisi setempat, sedang berada di rumah ketika dia merasakan getaran dasyat itu, lapor surat kabar Chile, La Tercera, yang kemudian ditulis ulang oleh harian Inggris, The Independent, edisi 3 Maret.

Ayahnya sedang menelefon ke Chile daratan ketika Martina melompat ke informasi beasiswa luar negeri lewat jendela berlari sejauh 400 meter ke alun-alun kota untuk membunyikan lonceng tanda bahaya dan membangunkan seisi pulau dari tidurnya.

Martina tidak tahu sandi bahaya untuk membunyikan lonceng itu. Seharusnya dua kali untuk kebakaran dan tiga kali untuk longsor. Yang jelas, tindakan sigap si gadis cilik telah menolong penduduk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

Peringatan itu memberi mereka kesempatan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk evakuasi yang dipasang dalam situasi darurat seperti itu dan penyelamatan dari gelombang raksasa yang dipicu oleh Gempa Chile.

Beberapa menit kemudian gelombang dasyat menghantam pulau itu dan merangsek masuk ke pedesaan sejauh 300 meter untuk menghancurkan pemukiman, sekolah, dan menewaskan delapan orang.

Delapan warga lainnya terluka parah dan dievakuasi dari pulau itu, tetapi jauh lebih banyak yang selamt dan harus bersyukur karena campur tangan si gadis cilik.

See how much you can learn about tech when you take a little time to read a well-researched article? Don't miss out on the rest of this great information.

"Kami menyingkir dan tiga menit kemudian air laut naik sampai 20 meter dan gelombang besar menghantam rumah saya," kata seorang warga kepada satu saluran televisi Chile, sambil berdiri di atas bongkahan kayu dan puing rumahnya yang berserakan.

"Saya mendengar kayu-kayu rumah saya berderak, lalu bagian ini jatuh dan ganasnya laut kemudian menghanyutkan seluruh rumah."

Cerita yang diterima dari pulau itu adalah sebuah potongan kisah unik yang tersiar setelah empat hari bencana gempa 8,8 skala richter yang menewaskan 800 orang terutama, wilayah daratan Chile di bagian selatan tengah negara itu.

Pulau Robinson Crusoe, yang terbesar dari tiga pulau di Kepulauan Juan Fernandez, dinamai untuk menghormati marinir Skotlandia, Alexander Selkirk yang mengilhami cerita cerita dewasa klasik karya sastrawan Daniel Defoe itu.

Sedikit cerita cerita dewasa datang dari pulau paling utara di kepulauan berisi tiga pulau itu --Pulau Selkirk-- tempat 40 orang dari Pulau Robinson Crusoe biasanya menetap selama delapan bulan dalam setahun untuk mencari ikan dan sedang berada di sana ketika tsunami menerjang.

"Dusun kecil itu terletak di sisi timur pulau dan sepertinya benar-benar ditelan gelombang tsunami," kata Dr. Peter Hodnum, pakar biologi konservasi dari Amerika Serikat yang telah sepuluh tahun bekerja dan mengelilingi pulau itu. "Saya tidak yakin mereka mendapat peringatan sebelumnya."

Tayangan-tayangan televisi mempertontonkan kehancuran pesisir Pulau Robinson Crusoe dengan rumah-rumah hancur dan puing-puing terapung di tepi pantai.

"Ini daerah tandus yang kosong. Semuanya hancur. Sebuah sekolah, taman kanak-kanak, kantor pemerintah daerah, gereja, pusat budaya, beberapa rumah, dan sebagian besar pertokoan, semuanya hancur," jelas Hodnum.

Kepala daerah pulau itu, Leopold Gonzales, mengatakan kapal angkatan laut telah tiba dengan obat-obatan dan perlengkapan penyelamatan, tetapi masih banyak orang yang belum ditemukan.

Banyak warga marah karena tidak adanya peringatan dini tsunami. "Kita tak bisa (terus) tergantung kepada seorang gadis cilik," sindir seseorang di laman resmi koran La Tercera. (*)

penerjemah: liberty jemadu
editor : jafar sidik

Hopefully the sections above have contributed to your understanding of tech. Share your new understanding about tech with others. They'll thank you for it.

Monday, March 1, 2010

Tatkala Puisi-puisi Goethe Mendarat di Ponpes

You should be able to find several indispensable facts about tech in the following paragraphs. If there's at least one fact you didn't know before, imagine the difference it might make.
Magelang (ANTARA News) - Dari tempat yang agak remang di beranda gedung itu, Najah mengacungkan tangannya, tanda dia ingin mengajukan pertanyaan kepada penyair berasal dari Jerman, Berthold Damshauser. Dorothea Rosa Herliany, moderator "Dialog Karya-Karya Goethe: Perintis Dialog Islam-Barat" di kompleks Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu tampaknya tak melihat acungan tangan remaja itu.

Ia memberikan kesempatan kepada penanya lain yang duduk bersila di ujung karpet di halaman gedung itu. Pada sesi berikutnya kesempatan bertanya diberikan Rosa kepada Najah setelah kawan-kawan sederetnya memberitahu bahwa Najah ingin bertanya.

Malam itu, Berthold, atas sponsor Goethe Institut, mewartakan puisi-puisi karya pujangga besar Jerman itu ke Ponpes Tegalrejo, salah satu di antara empat tempat di Jateng, selama empat hari terakhir.

Tiga tempat lainnya adalah Universitas Sunan Muria Kudus, Universitas Diponegoro Semarang, dan Taman Budaya Surakarta Solo.

"Inspirasi apa yang membuat Goethe menghasilkan karya-karya puisinya," tanya Najah.

Hingga menjelang tengah malam menuju hari "H" Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW itu Berthold ditemani Rosa yang juga penyair Magelang dan Sosiawan Leak, penyair Solo, membacakan sejumlah puisi karya Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832).

Berthold membacakan sejumlah puisi Goethe berbahasa Jerman sedangkan Rosa dan Leak membacakan puisi Goethe dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Berthold yang juga Dosen Sastra dan Bahasa berita indonesia terbaru di Universitas Bonn, Jerman sejak Tahun 1986 itu bersama penyair Agus R. Sarjono telah menerjemahkan puisi-puisi karya Goethe dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia.

Puisi-puisi Goethe dalam dua bahasa itu selanjutnya oleh Penerbit Horison Jakarta diterbitkan menjadi buku Seri Keempat Puisi Jerman berjudul "Johann Wolfgang von Goethe, Satu dan Segalanya" (2007).

Dari panggung kecil di halaman kompleks yang berproperti lampu listrik di atas karpet, deretan puluhan lentera, tatanan indah beberapa lembar "blarak" (daun kelapa), dan kain motif batik di belakangnya itu, puisi berjudul "Raja Mambang" dibaca pertama kali oleh Leak disusul pembacaan puisi itu dengan bahasa aslinya (Jerman), "Erlkonig", oleh Berthold yang juga dikenal dengan sebutan "Pak Trum" itu.

Rosa pun menyusul dengan suguhan berturut-turut tiga puisi pendek Goethe bernada cinta, "Dari Gunung Ke Laut" (Vom Berge In die See), "Dari Gunung" (Vom Berge), dan "Dendang Malam Pengembara" (Wanderers Nachtlied).

Ratusan mereka yang hadir seperti budayawan Ahmad Tohari (Kang Tohari), Sutanto Mendut, Romo Kirdjito, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), penyair Magelang ES Wibowo, Haris Kertarajasa, dan Gepeng Nugroho, pelukis Dedy Paw, pematung Cipto Purnomo, serta para siswa dan santri salah satu ponpes kharismatis di Jateng itu, seakan tertegun dalam kenikmatan untaian kata-kata puitis Goethe.

Suara bersahutan puluhan jangkrik dari tempat persembunyiannya di balik rerumputan dan lantunan bunyi beberapa ekor katak di kolam halaman kompleks itu seakan mengiringi darasan puisi-puisi Goethe.

Terdengar di kejauhan, sayup-sayup suara merdu tanpa pengeras suara, sekumpulan warga setempat berpadu dalam takzim lantunan ayat suci Alquran pada malam menjelang Maulud Nabi itu.

Seorang santri mengenakan baju batik, bersarung, dan berkopiah warna hitam, berjalan maju perlahan sambil agak membungkukkan badannya sebagai tanda hormat, membawa nampan berisi beberapa gelas isi teh hangat untuk Berthold, Rosa, dan Leak yang duduk berderet di bangku panggung pendek berukuran sekitar delapan meter persegi itu.

"Ini puisi cinta Goethe, ketika dia jatuh cinta kepada gadis bernama Lili dan ketika dia putus cinta dengan Lili," kata Rosa.

Sederet puisi lain Goethe seperti "Mukadimah Diwan" (Zum Diwan), nukilan "Kitab Parabel" (Buch Der Parabeln), "Sabda Sang Nabi" (Der Prophet Spricht), nukilan "Kitab Kedai Minuman" (Das Schenkenbuch), "Rindu Dendam" (Selige Sehnsucht), dan "Prarasa" (Vorschmack) yang disuguhkan tiga penyair dari bawah langit terang malam itu, serasa melesak relung benak, jiwa, dan raga mereka yang duduk bersila di atas karpet warna hijau itu.

Berthold adalah penerjemah puisi dari bahasa Jerman ke bahasa berita indonesia terbaru dan sebaliknya. Hingga saat ini dia telah menerjemahkan ke bahasa berita indonesia terbaru puisi karya Bertolt Brecht, Paul Celan, Hans Magnus Enzensberger, Rainer Maria Rilke, dan Goethe.

Sejumlah puisi Friedrich Nietzsche, generasi setelah Goethe, telah selesai diterjemahkannya dalam bahasa berita indonesia terbaru dan rencananya terbit pada September 2010.

Berthold lahir di Wanne-Eickel, Jerman pada 8 Februari 1957, belajar sastra Jerman dan berita indonesia terbaru di Universitas Koln Jerman dan menyelesaikan tesisnya tentang pengarang Indonesia, Trisno Sumardjo, pada 1983. Ia melanjutkan studi pascasarjana di Jurusan Sastra berita indonesia terbaru dan Sastra Jawa di Universitas berita indonesia terbaru Jakarta pada 1984.

Pada 1997, Berthold yang beristri cewek seksi berita indonesia terbaru berasal dari Semarang itu ikut mendirikan Komisi Indonesia-Jerman untuk Bahasa dan Sastra yang diprakarsai Presiden RI dan Kanselir Jerman.

"Saya kenal baik dengan Pak Berthold, saya pernah menginap di rumahnya di Jerman," kata Kang Tohari, penyair berasal dari Banyumas yang dikenal dengan novel karyanya "Ronggeng Dukuh Paruk" itu ketika sesi pembukaan pementasan puisi Goethe itu.

Ia, katanya, sangat paham tentang sastra Indonesia.

Ponpes Tegalrejo, katanya, beruntung karena kehadiran Berthold malam itu membawa karya Goethe, puisi-puisi sang pujangga besar dunia lowongan kerja terbaru itu yang menjadi titik masuk dialog antara Islam-Barat sejak abad ke-18.

It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of tech. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.

Berthold mengatakan, Goethe yang lahir 28 Agustus 1974 di Frankfurt Jerman mengenyam berbagai buku koleksi di rumahnya.

Perhatian orang tuanya yang juga ahli hukum, Johann Caspar Goethe, sedemikian besar terhadap pendidikan anaknya itu sehingga Goethe besar dalam dunia lowongan kerja terbaru intelektual yang subur.

"Ia menemukan banyak buku dan informasi, kalau inspirasi, bagi saya sedikit gaib, mengarah ke wahyu. Kesenian juga puisi dari alam transendental, dan dia mengurusnya," kata Berthold ketika menjawab pertayaan Najah.

Goethe adalah pujangga besar, hebat sebagai sastrawan, pelukis, budayawan, filsuf, saintis dan bahkan penemu, juga politikus dan negarawan.

Ia pernah menjabat sebagai perdana menteri dengan gelar "von" di negara kecil di Jerman, Weimar dan kelak menjadikan Weimar sebagai "Kota Goethe" dan pusat kebudayaan Eropa. Dan di Weimar lah dia menghembuskan akhir hayatnya.

Napoleon Bonaparte yang telah mengalahkan Eropa datang kepadanya pada Tahun 1808 dan meminta sang pujangga itu tinggal di Paris untuk menciptakan karya-karya drama yang menggambarkan kepahlawanannya.

"Tentu Goethe tidak bersedia seperti itu," katanya.

Berthold mengatakan, sekitar 200 tahun lalu Goethe telah menaruh minat besar terhadap Islam melalui karya-karya sastranya dan bahkan dia tidak menolak dengan anggapan bahwa dirinya Islam karena Goethe tidak berpikir tentang hal formal.

"Agama Islam menurut Goethe sifatnya berserah diri kepada Tuhan," katanya.

Kang Tohari malam itu mengutip pernyataan Goethe, "Kalau Islam dimaknai berserah diri kepada Tuhan, kita semua hidup dan mati dalam Islam."Ini tataran sufi," katanya.

Salah satu terjemahan kutipan puisi Goethe. "Kitab Kedai Minuman", di halaman 109 buku Seri Keempat Puisi Jerman itu nampaknya amunisi diskusi menarik bagi Kang Tohari.

"Apakah Al Quran abadi? Itu tak kupertanyakan! Apakah Al Quran ciptaan? Itu tak kutahu! Bahwa ia kitab segala kitab, Sebagai muslim wajib kupercaya. Tapi, bahwa anggur sungguh abadi, Tiada lah ku sangsi; Bahwa ia dicipta sebelum malaikat, Mungkin juga bukan cuma puisi. Sang peminum, bagaimanapun juga, Memandang wajahNya lebih segar belia".

Logika Goethe, katanya, anggur suatu keniscayaan yang bisa diukur oleh siapapun, tetapi Alquran tidak bisa ditafsirkan secara mutlak.

"Adik-adik silakan membaca yang tinggi-tinggi tetapi jangan lupa mencari pendamping yang bisa menerangkan tentang apa itu abadi," katanya.

Gus Yusuf yang juga salah satu pengasuh Ponpes Tegalrejo itu mengatakan, kebenaran mutlak berujung surga. Tetapi surga bukan hanya milik salah satu pihak.

Goethe yang sastrawan Barat, katanya, telah mendalami sufistik Islam dan meninggalkan ruang material sehingga memberikan penghargaan yang tepat dan mengagumkan kepada orang lain.

Sejumlah orang yang terjebak formalitas, katanya, dia seolah pemilik surga sedangkan orang lain tidak memilikinya.

Ia mengatakan, Berthold yang mengusung puisi-puisi Goethe malam itu sebagai pengalaman berita terbaru bagi para santri Tegalrejo.

Suasana yang terbangun malam menjelang Maulud Nabi itu seakan mengambarkan Tegalrejo sedang mereguk nikmatnya puisi bertema dialog Barat-Islam Goethe.

Sang kiai itu pun dengan nada yang terlihat santun dan rendah hati mengharapkan banyak ruang dialog di Tegalrejo.

Ponpes Tegalrejo didirikan pada Tahun 1944 oleh KH Chudlori (Wafat Tahun 1977), kini memiliki sekitar lima ribu santri putra dan putri berasal dari berbagai daerah. Guru bangsa dan tokoh pluralisme yang juga mantan Presiden ke-4 RI, almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1957-1959 menjadi santri di ponpes itu.

Ia mengatakan, Tegalrejo memang mempunyai pakem yaitu keyakinan tentang suatu kebenaran.

Tetapi, katanya, ponpes itu juga memberi ruang penghargaan tentang kebenaran yang dipercaya orang lain sehingga Tegalrejo ingin selalu terlibat dalam dialog kemanusiaan.

"Karena agama untuk mentuhankan Tuhan dan memanusiakan manusia," katanya.

Ia menyatakan kebanggaan Tegalrejo karena terlibat dalam dialog Islam-Barat yang dirintis Goethe sejak abad ke-18.

"Puisi-puisi Goethe memberikan pencerahan bagi kami untuk mengamalkan Islam yang `rahmatan lil alamin`, Islam yang mengayomi, Islam yang mengasihi sesama manusia," kata Gus Yusuf.(M029/A038)

Now might be a good time to write down the main points covered above. The act of putting it down on paper will help you remember what's important about tech.

"Ogoh-ogoh", Wahana Menuju Keinsyahan Manusia

In today's world, it seems that almost any topic is open for debate. While I was gathering facts for this article, I was quite surprised to find some of the issues I thought were settled are actually still being openly discussed.
Denpasar (ANTARA News) - Menjelang Hari Suci Penyepian, peristiwa dan prosesinya nyaris mirip dari tahun ke tahun, yaitu tiap banjar (pemangkuan adat setingkat kelurahan) di Bali berlomba-lomba membuat "ogoh-ogoh" sebaik dan semenarik mungkin. Kalau bisa lebih berseni, rumit, dan lebih mutakhir, maka "ogoh-ogoh" itu diharapkan bisa menaikkan martabat banjar yang membuatnya. Pada tahun ini, Hari Suci Penyepian akan tiba pada 16 Maret nanti, sebagai tanda Tahun Baru Saka 1932 dimulai. Layaknya perayaan agama yang bersisian dengan keriaan penganutnya, maka umat Hindhu Dharma juga bersuka-ria menyambut kehadiran tahun berita terbaru itu dibarengi dengan perenungan tentang yang telah terjadi dan dilakukan selama ini.

Demikianlah, "ogoh-ogoh" menjadi satu ikon ritual yang sangat penting dalam ritual perayaan Nyepi. Dia akan diarak ke berbagai penjuru banjar, kota, dan bahkan kawasan, sebagai perlambang kehadiran alias personifikasi pribadi Sang Bhuta Kala dalam alam mayapada ini.

Dalam kepercayaan Hindu Dharma, "ogoh-ogoh" adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala itu, yang merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Secara penampakannya, perwujudan patung Bhuta Kala itu sering digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud "rakshasa" alias raksasa. Selain wujud itu, "ogoh-ogoh" sering pula digambarkan sebagai makhluk-makhluk yang hidup di mayapada, surga dan neraka, di antaranya naga, gajah, garuda, widyadari, bahkan dewa.

Raksasa atau "rakshasa" alias iblis adalah bangsa pemakan daging manusia atau kadang-kadang sebagai bangsa kanibal dan dilukiskan dalam Yakshagana, sebuah seni populer dari Karnataka. Mitologi Hindu dan Buddha menyatakan, kata "raksasa" berarti kekejaman, lawan kata dari "raksha" atau kesentosaan.

Agaknya mustahil jika membahas kekayaan budaya dan religi Bali tanpa membahas kitab Ramayana dan Mahabharata atau syair suci Bhagawwatgitta. Kitab Ramayana menguraikan, "raksasa" diciptakan dari kaki Dewa Brahma. Di lain kisah, mereka muncul dari tokoh Pulastya, Khasa, Nirriti dan Nirrita.

Dewa Brahma juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada rakshasa yang memujanya, di antaranya Wibisana, Hiranyaksa, dan Hiranyakasipu. "Rakshasa" terkenal karena kejahatannya, kuku mereka beracun, dan mereka makan daging manusia atau makanan hasil rampasan, dan juga memiliki ilmu gaib serta mampu mengubah wujud menjadi manusia atau burung besar.

Namun, tidak selamanya raksasa berwujud seperti itu. Beberapa orang lahir dengan tubuh dan rupa manusia namun memiliki jiwa jahat selayaknya rakshasa, seperti di antaranya Kamsa, Duryudana, Dursasana, Jarasanda, Sisupala, yang semuanya adalah tokoh dalam kisah Mahabharata.

Memang seolah manusia Bali itu diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan kreativitas seni sangat prima, maka pada masa kini "ogoh-ogoh" itu dikembangkan dan dielaborasikan dalam rupa dan konteks peristiwa aktual masa kini. Tidak heran jika kemudian Michael Jackson, raksasa seram menunggangi motor besar Harley-Davidson, dan bahkan teroris juga dijadikan "ogoh-ogoh".

Dalam fungsi utamanya, "ogoh-ogoh" sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari "pengerupukan", yaitu sehari sebelum Hari Suci Penyepian. Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat.

Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia lowongan kerja terbaru menuju kebahagiaan atau kehancuran.

It seems like new information is discovered about something every day. And the topic of tech is no exception. Keep reading to get more fresh news about tech.

Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Nyepi
Hari Suci Penyepian adalah hari raya umat Hindu Dharma yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari suci ini jatuh pada hitungan "tilem kesanga", yang dipercayai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudera, yang membawa intisari "amerta" air hidup, sehingga umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi sebagai bagian dari rangkaian perayaan yang lebih besar, adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Buwana Alit (alam manusia) dan Buwana Agung (alam semesta). Hari Suci Nyepi tidak bisa lepas dari ritual "tawur" atau "pecaruan", "pengerupukan", dan "melasti".

Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "panglong ping 14 sasih kesanga", umat Hindu melaksanakan upacara Bhuta Yadnya di perempatan jalan dan lingkungan rumah masing-masing, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis "caru" (semacam sesajian) menurut kemampuannya.

Buta Yadnya itu masing-masing bernama "panca sata" (kecil), "panca sanak" (sedang), dan "tawur agung" (besar). "Tawur" atau "pecaruan" itu sendiri merupakan penyucian atau "pemarisuda" Bhuta Kala, dan segala "leteh" (kekotoran) diharapkan sirna semuanya.

Ritual "mecaru" diikuti upacara "pengerupukan", yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, menyalakan obor di rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja hingga bersuara ramai alias gaduh.

Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, "pengerupukan" biasanya dimeriahkan dengan pawai "ogoh-ogoh", yang merupakan perwujudan Bhuta Kala yang diarak keliling lingkungan dan kemudian dibakar.

Jika pada Hari Suci Nyepi suasananya sepi sama-sekali, maka pada "pengerupukan", keramaian melebihi pasar malam. "Ogoh-ogoh" menjadi satu hal nyata yang dinantikan kehadirannya oleh setiap orang, tidak saja sebagai benda seni namun juga sebagai benda religi dan tradisi. Tujuan pengarakan "ogoh-ogoh" itu sama, yaitu mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar.

Tahap terakhir Nyepi adalah "melasti", yaitu menghanyutkan segala "leteh" ke laut, serta menyucikan "pratima" (benda suci di dalam pura). Upacara di laut ini dikarenakan laut dianggap sumber amerta, dan selambat-lambatnya pada tilem sore, "melasti" itu harus selesai.

Keesokan harinya, yaitu pada "panglong ping 15" atau "tilem Kesanga", tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini dilakukan puasa Nyepi yang disebut "Catur Brata Penyepian" yang terdiri dari "amati geni" (tidak menyalakan api), "amati karya" (tidak bekerja), "amati lelungan" (tidak bepergian), dan "amati lelanguan" (tidak mendengarkan hiburan).

"Brata" ini dilakukan sejak sebelum matahari terbit, karena diyakini segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Intisari dari perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), menurut lontar "Sundari Gama" adalah untuk memutihbersihkan hati sanubari, yang merupakan kewajiban bagi umat Hindu.

Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari "ngembak geni" yang jatuh pada tanggal "ping pisan" atau "sasih kedasa". Pada hari inilah Tahun Baru Saka tersebut dimulai, saat umat Hindu Dharma bersilaturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf-memaafkan satu sama lain.

Dengan suasana baru, kehidupan berita terbaru akan dimulai dengan hati putih bersih. Jadi kalau tahun masehi berakhir tiap tanggal 31 Desember dan tahun barunya dimulai 1 Januari, maka tahun Saka berakhir pada "panglong ping limolas sasih kedasa", dan tahun barunya dimulai tanggal 1 "sasih kedasa".(ANT/A038)

This article's coverage of the information is as complete as it can be today. But you should always leave open the possibility that future research could uncover new facts.