Ilustrasi (ANTARA/Ismar Patrizki)

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Senin sore menguat tipis 5 poin ke 8.762 per dolar AS dari posisi sebelumnya yang berada pada 8.767 per dolar AS. Meski sentimen negatif seperti konflik Libya hingga tsunami Jepang masih berpengaruh di pasar dunia, namun rupiah masih berada pada trend menguat belakangan ini. Dan di pasar Asia, dolar melemah terhadap mata uang asing termasuk rupiah, kata analis pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih.

"Bencana alam di Jepang walaupun dengan skala yang cukup besar tampaknya tidak banyak berdampak pada pasar global. Tidak ada kepanikan pasar yang signifikan," katanya

Namun, tambah dia, efek dari bencana ini diperkirakan investor Jepang terutama pemerintah akan menarik investasi (likuiditas) di luar negeri termasuk di Indonesia.

Secara terpisah, praktisi pasar uang Rully Nova menambahkan, pergerakan rupiah masih diselimuti sentimen positif kendati pada dunia global sentimen negatif mendominasi.

"Semenjak Bank Indonesia (BI) menaikkan acuan suku bunga (BI rate) ke level 6,75 persen, pergerakan rupiah terus menguat hingga menembus level resistance (batas atas) di level 8.780," katanya.

Sebagian besar informasi ini berasal langsung dari pro Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Hati-hati membaca untuk mengakhiri hampir menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.

Ia mengatakan, ekspektasi BI rate akan naik menambah kekuatan pergerakan rupiah akan terus menguat dan dapat membuat imbal hasil (return) yang diperoleh pelaku pasar akan bertambah lebar.

Selain itu, ia menambahkan, ekspektasi pertumbuhan fundamental pada 2011 sebesar 6,5 persen atau naik dibanding pertumbuhan pada tahun sebelumnya menjadi salah satu katalisator terangkatnya mata uang rupiah.

Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah pada Senin bergerak naik ke posisi 8.771 dibanding sebelumnya 8.784.

(KR-ZMF/N002/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com