Jet tempur Mirage 2000 milik Prancis di pangkalan udara militer Solenzara, kepulauan Mediterania, Korsika. Qatar memiliki pula jet tempur ini dan ikut operasi di Libya. (FOTO ANTARA/REUTERS/Jean-Paul Pelissier)

Doha (ANTARA News) - Sejumlah jet tempur Qatar terbang di wilayah udara Libya untuk ikut menegakkan zona larangan terbang sesuai dengan resolusi PBB, kata angkatan udara negara itu seperti dikutip AFP. Dengan penerbangan pesawat-pesawat itu, Qatar menjadi negara Arab pertama yang mengambil bagian dalam operasi militer yang dipelopori Barat itu.

Angkatan Udara Qatar mengatakan, sejumlah pesawat tempur terbang di Libya sebagai bagian dari koalisi internasional untuk menegakkan zona larangan terbang yang diterapkan terhadap pasukan Moammar Gaddafi guna melindungi penduduk sipil.

Pernyataan yang disiarkan kantor berita QNA itu tidak menyebutkan tanggal dimulainya operasi Qatar atau lokasi penerbangan pertama.

Namun, dua jet tempur Mirage milik Qatar dan sebuah pesawat angkut C-17 Globemaster mendarat di Siprus hari Selasa lalu untuk pengisian bahan bakar dalam perjalanan untuk operasi itu. Televisi pemerintah mengatakan, pesawat-pesawat itu menuju sebuah pangkalan udara AS di Kreta.

Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah.

Uni Emirat Arab, yang seperti Qatar juga sekutu utama AS, mengatakan, akan mengirim enam pesawat F-16 dan enam jet Mirage untuk membantu menegakkan zona larangan terbang di Libya, dan misi penerbangan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.

Liga Arab yang beranggotakan 22 negara mendukung pembentukan zona larangan terbang sebelum jet-jet tempur Barat menyerang pertahanan udara pasukan Gaddafi yang memerangi pemberontak. Serangan-serangan itu dilakukan sesuai dengan mandat PBB.

Libya kini digempur pasukan internasional yang dipelopori AS, Inggris dan Prancis, sesuai dengan resolusi PBB yang disahkan Kamis lalu (17/3).

Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya.(*)

SYS/M014

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com