Boyolali (ANTARA News) - Sebanyak 86 keluarga lereng Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sudah siap mengikuti program transmigrasi ke daerah lain. "Ada 86 keluarga Merapi di Boyolali, sudah diseleksi dan siap diberangkatkan mengikuti transmigrasi," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Boyolali, Sugianto, di Boyolali, Selasa.

Namun, warga Boyolali yang terkena dampak bencana Gunung Merapi tersebut, mengharapkan ditempatkan di wilayah Pulau Sumatera.

Menurut Sugianto, dari 86 keluarga yang sudah terseleksi tersebut, yakni warga asal Kecamatan Selo sebanyak lima keluarga, Cepogo 11 keluarga, Musuk 43 keluarga, dan Ampel 27 keluarga.

Pihaknya mengharapkan warga asal daerah dampak bencana Merapi tersebut mengikuti program transmigrasi umum, sehingga mereka diprioritaskan oleh pemerintah pusat.

"Namun, kami sudah sampaikan ke pusat atau Dirjen Transmigrasi," katanya.

Pihaknya pascaletusan Gunung Merapi juga melakukan sosialisasi ke warga Lereng Merapi di Desa Tlogolele yang lokasi pemukiman penduduknya jaraknya hanya sekitar 3,5 kilometer dari puncak.

"Kami sosialisasikan kepada masyarakat setempat agar secara sukarela mengikuti salah satu solusi program pemerintah, yakni transmigrasi," katanya.

The information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia presented here will do one of two things: either it will reinforce what you know about mobil keluarga ideal terbaik indonesia or it will teach you something new. Both are good outcomes.

Pihaknya bulan ini juga sudah memberangkatkan sebanyak 12 keluarga asal lereng Merapi di Boyolali mengikuti transmigrasi umum ke lokasi Ketapang, Kalimantan Barat.

"12 keluarga asal Boyolali ikut transmigrasi umum ke Kalbar. Mereka diberangkatkan dengan transmigran lainnya melalui Provinsi Jawa Tengah," katanya.

Jumlah keluarga asal Boyolali yang mengikuti program transmigrasi dan sudah diberangkatkan, tahun ini sebanyak 60 keluarga.

Dari 60 keluarga tersebut, kata dia, 30 keluarga di antaranya, mengikuti trasmigrasi umum ke Ketapang dan Sampit di Kalimantan Barat, sedangkan 30 keluarga lainnya ikut transmigrasi swakarasa mandiri (TSM).

"60 transmigran itu, 37 keluarga di antaranya, pemukimannya terkena dampak bencana erupsi Gunung Merapi," kata Sugianto.

Oleh karena itu, pemkab melalui Disnakertransos terus melakukan sosialisasi warga lereng Merapi agar mereka dengan sukarela mendaftar program transmigrasi umun di tempat yang baru.

Mereka yang diberangkatkan pemerintah akan memberikan jatah hidup selama enam bulan, lahan pertanian sekitar dua hektare atau tergantung lokasinya, bibit, dan uang saku atau transport.

"Calon transmigrasi diseleksi, termasuk cek kesehatannya dan diberikan ketrampilan sebelum mereka diberangkatkan di lokasi baru," kata Sugianto.  (ANT/K004)