Dalam kondisi Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang berbenah belakangan ini, disebut-sebut Dahlan Iskan salah seorang calon Direktur Utama (Dirut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang kelistrikan tersebut. "Yah, memang saya masuk nominasi calon Dirut PT PLN (Persero)," ujar pendiri Jawa Pos Group dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Temu Usaha Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam berita indonesia terbaru (KB PII) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Manusia langka (Dirut PT Telkom, Tanri Abeng menyebut Dahlan Iskan) itu, semula tidak bersedia untuk dicalonkan menjadi Dirut PLN, karena berbagai alasan, diantaranya bukan seorang yang memiliki kemampuan teknis kelistrikan.

Tapi karena motivasi teman-temannya, antara lain Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar dan Dirut Telkom, akhirnya mantan Ketua Persatuan Wartawan berita indonesia terbaru (PWI) Jawa Timur (Jatim) itu menerima sebagai calon Dirut PLN.

Menurut Tanri yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan KB PII, kesediaan Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN, anggaplah pengabdian kepada negara dan bangsa sebagai syukur atas dipanjangkannya umur oleh Allah Swt.

Sebenarnya dari pengakuan mantan wartawan Majalah Tempo tersebut, dirinya sudah meninggal dunia sekitar lima tahun lalu, karena penyakit hati yang parah dan kini menjalani cangkukan organ tubuh tersebut guna memperpanjang hidup.

"Memang seandainya Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN, kemungkinan dia akan kehilangan banyak penghasilan atau gaji, karena harus meninggalkan jabatan pada sejumlah perusahaan yang ditinggalkannya. Tapi demi pengabdian untuk negara dan bangsa, mungkin hal itu tidak menjadi masalah bagi Dahlan," ujar Tanri.

Sementara Meneg BUMN Mustafa Abubakar, menilai, sosok Dahlan seorang pemikir dan ulet dalam bekerja memperjuangkan segala cita-citanya, serta peduli terhadap permasalahan masyarakat.

The best time to learn about tech is before you're in the thick of things. Wise readers will keep reading to earn some valuable tech experience while it's still free.

Sebagai contoh, dia membangun pembangkit listrik pada salah satu daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) guna mengatasi masalah kelistrikan yang menjadi keluhan warga masyarakat setempat.

Perusahaan lisrik yang berstatus swasta itu, cukup memberikan dampak positif terhadap sosial kemasyarakatan di daerah tersebut, walau mungkin guna kelangsungan perusahaannya harus mengeluarkan dana yang tak sedikit, demikian Mustafa Abubakar.

Kemudian, apa kata Dahlan Iskan? Dalam forum Rakernas dan Temu Usaha Perhimpunan KB PII di Hotel Aston Marina Ancol Jakarta, 4 - 6 Desembar lalu, dia menyatakan, dalam mengelola perusahaan listrik bukan sesuatu yang mudah.

"Seperti pembiayaan, guna kelangsungan perusahaan listrik swasta yang dikelolanya, perusahaan harus menanggung defisit sekurangnya Rp5 miliar dalam satu tahun," ungkapnya.

Mengenai dirinya jika menjadi Dirut PLN, dia akan membangun pembangkit listrik skala kecil, yaitu 15 Mega watt (MW) sebanyak mungkin guna mengatasi masalah kelistrikan di Indonesia.

"Seandainya saya menjadi Dirut PLN, maka salah satu prioritas program dua tahun ke depan, sedikitnya akan membangun 100 pembangkit listrik dengan masing-masing daya 15 MW," katanya.

"Karena dengan pembangkit 15 MW pengusaha nasional bisa berpartipasi atau membangunnya, tanpa ketergantungan dengan investor atau modal asing. Begitu pula dengan jumlah 100 pembangkit X 15 MW yang tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan mengurangi masalah kelistikan nasional," lanjutnya.

Selain itu, diharapkan berita indonesia terbaru bisa menghemat biaya kelistrikan dan secara berangsur dapat membayar utang PLN selama ini sekitar Rp110 triliun, demikian Dahlan Iskan.
(*)